Alumni Raudhatul Hasanah Ke-18
Berpikirlah Mulai Anda Bangun Tidur

Santri gak nulis? Bahayya tau.......

Label:

Terhitung sampai hari ini, ketika umurku 18 tahun, aku telah menghabiskan 6 tahun umurku hidup dikalangan para santri dan juga menjadi santri.

Yaitu ditempat yang paling berkesan dalam sejarah hidupku, yaitu ketika aku menempuh pendidikan sekolah menengah pertama dan atas di pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan. Di sana, aku menghabiskan waktu 6 tahun.

Namun, sejak 6 tahun itu pulalah, aku memperhatikan kurangnya minat santri dalam dunia kepenulisan. Tak tahu apakah ini hanya pendapat yang salah. Namun setidaknya, saya melihat ada 3 alasan, yang sangat di besar-besarkan, santri untuk enggan menulis.

1. Tidak ada waktu menulis karena harus menghafal.

Dalam kehidupan santri, kebiasaan menghafal memang lebih dominan dari pada menulis. Bahkan dalam buku “Masa Depan Pesantren; dalam tantangan modernitas dan tantangan komplesitas global”, Amin Haedari lebih menjelaskan tentang tata cara belajar di pesantren seperti sorogan dan bandongan yang lebih mengutamakan hafalan ketimbang tulisan.

2. Tidak ada media untuk menulis.

Sebagaimana kendala banyak penulis pemula, santri rupanya juga mengalami hal demikian. Media untuk menulis yang minim, dikarenakan kebiasaan santri menghafal kitab-kitab kuning maupun tidak tersedianya akses kepada media, sering menyurutkan minat santri dalam menulis.

3.Tidak ada motivasi khusus untuk menulis.

Ya. Sangat jarang sekali di temukan pesantren yang memotivasi santrinya untuk menulis. Para asatidz lebih senang untuk memotivasi santri agar menghafal bait-bait syair dan nadzom ketimbang menyuruh santri untuk menuliskan syarah dari bait-bait syair dan nadzom itu sendiri.

NB:

Sebagaimana yang telah saya katakan sebelumnya, ketiga permasalahan diatas adalah ALASAN YANG DIBESAR-BESARKAN oleh para santri untuk tidak mulai menulis.

**

Lantas, pertanyaannya kemudian, apakah santri memang di fokuskan untuk menghafal? Tidak menulis?

1. Selamatkan ilmu dengan menulis

Ali bin Abi Thalib pernah berkata

“Ilmu itu bagaikan hewan peliharaan # Maka ikatlah ia dengan Tulisan”

Tak dapat di pungkiri lagi, ilmu yang di berikan kepada santri sangatlah banyak. Ini dapat dipahami karena ajaran agama itu sangatlah luas, meliputi dunia dan akhirat. Untuk itulah, menulis adalah salah satu faktor penting untuk menjaga khazanah keilmuan para santri. Menulislah dan selamatkan ilmu!

2. Tebar dakwah

Salah satu tujuan didirikannya pesantren adalah untuk menebar dakwah amar ma’ruf nahi mungkar. Ini membuktikan bahwa santri juga sangat di harapkan untuk mampu mengambil peran dalam tersebarnya dakwah islam di Indonesia bahkan dunia.

Namun sayangnya, dakwah bil lisan sering lebih diminati para santri ketimbang dakwah bil qolam. Padahal, secara teoritis, dakwah dapat dilakukan dengan berbagai hal termasuk tulisan. Oleh karena itulah, demi tujuan pada nomor satu juga yaitu untuk menyelamatkan ilmu dan untuk menebar dakwah, menulis juga merupakan hal penting dalam dunia pesantren.

3. Bantu pesantren.

Mendirikan pesantren, tujuan awalnya adalah untuk mempersiapkan generasi yang siap pakai dalam bermasyarakat. Tujuan yang mulia ini tidak akan terealisasi bila tidak ada santri yang belajar di pesantren. Oleh karena itulah, promosi dan iklan tentang pesantren gencar dilakukan, apalagi di saat pembukaan pendaftaran santri baru.

Dengan menulis, seorang santri telah membantu pesantrennya dalam mempromosikan pesantren tersebut. Terlepas apakah ia mempromosikan pesantrennya secara langsung atau tidak, usahanya untuk mempromosikan pesantren tersebut telah banyak membantu. Minimal dua pihak, pertama pesantren itu sendiri dan yang kedua para orang tua yang ingin mencari pesantren untuk kelanjutan pendidikan anaknya.

Setelah mengetahui urgensi kepenulisan sebagaimana diatas, tidak salah bila kemudian kita harus menyepakati bahwa SANTRI HARUS MENULIS.


Pembaca yang setia

Berbagi Karya...

Bagi seluruh sahabat yang ingin berbagi karya, baik itu cerpen, artikel, resensi, atau apa saja berbentuk tulisan, dapat mengirimkan tulisannya untuk dipajangkan diblok marhala ke-18 ini. Bagi yang berminat, tulisan antum semua dapat dikirim ke fauzan1808@hotmail.com atau ke e-mail marhala alumni18rh@gmail.com. Kami tunggu Lho....

Pengiriman Karya

Kirim naskah kamu, baik itu artikel, tips n trik menulis, resensi, leadership, motivasi, komunikasi, cerpen, puisi, opini, dan lain sebagainya kepada redaksi. Jangan lupa, cantumkan pula informasi singkat seputar siapa kamu.

Hak cipta ada di penulis dan kamu boleh mempublikasikannya ditempat lain. Kecuali bila kamu ada kesepakatan dengan pihak tertentu (seperti redaksi/panitia lomba) untuk tidak mempublikasikannya. Maka bila ada kesepakatan dan kamu mendapat gugatan, itu bukan menjadi tanggung jawab kami. Karenanya, kami berharap naskah ASLI dari kamu dan bukan copas dari beberapa sumber (tanpa adanya hasil pemikiran kamutulisan kamu sendiri).

Tinggalkan jejak anda...


ShoutMix chat widget