Alumni Raudhatul Hasanah Ke-18
Berpikirlah Mulai Anda Bangun Tidur

Sekelumit Kisah Kami

Mataku masih enggan terkatup untuk malam yang sudah berlarut menuju pagi, ntah mengapa rasa kantuk belum menghinggap untuk saat ini. Sesaat ku merenungi malamku yang sungguh nikmat terasa, bukan sekedar membuang waktu sia-sia sepeti apa yang ditafsirkan orang-orang biasanya. Namun malam ini sungguh ku ingin mengembara memaknai malam yang memiliki arti tersendiri bagiku,yang kian larut dengan torehan tinta di atas kertas putih dihadapanku.
Kunyalakan musik instrument my heart will go on (soundtrack titanic) juga Dying young dilaptop, sekedar memanjakan diri dalam menyelami sekelumit makna kehidupan, begitu nikmat terasa...alunan melody yang berdendang. Terbesit bayangan adik-adikku ketika belajar malam setelah isya dikelas, tatkala antusias belajar terpacu, waktu dan juhdun menyatu dalam alunan qalbu.
Lantas ku tersenyum, sesuatu berbisik dihatiku "Begitu semangatnya mereka belajar...., suatu kata yang amat kurindukan saat ini. Belajar..., yah belajar untuk saat ini ku tunda studyku untuk suatu yang lebih bermakna, namun semangat itu senantiasa menghampiri. Seakan pengembara yang haus akan ilmu ditengah sahara kerinduan, akan ku simpan niat suci ini dalam hati untuk saat ini.
Ku mondar-mandir kesetiap ruangan kelas, sekedar melihat perjuangan mereka yang mungkin dengan itu ku dapat menyumbangakan segelintir ilmu yang kudapat dan kumiliki kepada mereka yang saat ini lagi membutuhkannya.

Sesekali mereka menanyakan tentang suatu perkara yang mereka anggap sulit dipahami kepadaku, ada juga yang sungkan bertanya namun ingin sekali mendapatkan suatu penjelasan lebih. untuk mengakalinya ku mencoba menanyakan perihal pelajaran yang mereka pegang, ada yang malu-malu, dan tersenyum tatkala tak bisa melontarkan soal yang ku beri. keberikan penjelasan tambahan walaupun pada akhirnya ku tak tahu apakah mereka paham atau tidak akan penjelasan yang kuberi, Namun ku berharap penuh, semoga apa yang ku sampaikan dapat membuka cakrawala pemahaman mereka.
Ku merasa takjub melihat berbgai perjuangan yang mereka tempuh untuk sekedar menghilangkan setan kantuk yang sering menggantung dipelupuk mata, berbagai usaha mereka lakukan, dari membawa segelas air teh ataupun susu, membiasakan wudhu atapun mencuci muka, bahkan ada yang membawa sebotol Aqua yang diisi air putih bersih,dan dibuat lubang kecil di tutp botol lantas di siraminya wajahnya dengan air tersebut. Ini semua seakan mewarnai hari-hari di ma'had selama ujian berlangsung, mungkin inilah yang dinamakan "Ijhad walaa taksal walaa taku ghaafilan, fanadamatul 'uqbaa liman yatakaasal" Bersungguh sungguhlah dan jangan malas terlebih lagi lalai, karena itu penyesalan itu akan datang kepada orang-orang malas. Tak terlepas dari itu berbgai ibadah tambahan juga dilakoni, dari menunaikan shalat tahajjud, Dhuha, ataupun shalat-shalat nawafil lainnya seakan menambah hiruk pikuk suasana malam di ma'had. dengan harapan yang penuh mendapatkan Nurul I'lmi dari yang Maha Pemilik Ilmu.
Ku langkahkan kembali langkahku menelusuri ruang kelas, terlihat satu dua orang adik-adikku yang terkalahkan oleh setan kantuk yang menggoda. lantas tertidur diatas meja dengan berbantalkan lembaran buku yang terbuka. Ku hampiri mereka untuk sekedar meringankan rasa letih dimata, ku kusuk-kusuk bahu mereka, spontan merekapun terbangun dan menampakkan wajah mereka yang kusut oleh rasa kantuk, dan mereka pun tersenyum malu. Ku balas senyuman itu dengan menyuruh mereka berwudhu' , Namun, walaupun begitu ternyata masih ada diantara mereka yang enggan bernjak lantas terkalahkan oleh kantuk dan kembali tidur.
huh...ya sudahlah..., pikirku. Mungkin ini merupakan pernak pernik ujian yang mereka hadapi, yang pastinya di tanggapi dengan berbgai persepsi, tak hanya ujian pikiran, namun bathin juga diuji.

Ku menerawang kembali saat-saat dimanaku menjadi santri dulu, sama seperti apa yang mereka alami saat ini. Segala usaha, upaya serta doa' seakan menjadi teman sehari-hari yang kian menghiasi. Bertemu dengan guru ataupun ustad menjadi dambaan hati, tatkala arahan dan bimbingan menjadi kebutuhan, serta ilmu yang dicurahkan mejadi bibit yang menghasilkan sosok yang luar biasa. walaupun pada saat-saat tertentu menjadi sebaliknya yaitu tatkala Hukuman datang dan menghampiri, seakan dunia ma'had yang berkisar 10 hektar menjadi lebih sempit dari ukuran sebenarnya.

Kini ku dipercayakan untuk menyumbangkan sekelumit ilmu yang ku miliki kepada adik-adikku sebgai Guru, Orang tua , bahkan sahabat bagi mereka. walupun kumenyadari bahwa ilmuku belumlah ada apa-apanya, bak masih" berumur jangung", demi membimbing serta mendidik mereka kedepannya.
Di usiaku yang relatif muda, dah barang tentu ini merupakan amanah terberat yang selama ini tak pernah kudapatkan sebelumnya. walaupun begitu ku tak mengalami hal ini dengan sendirinya, bersama ketujuh sahabat ku, kami ingin memberikan hal yang terbaik untuk ma'had tercinta. Namun ku masih menyadari bahwa apa yang telah kuberikan selama ini belumlah cukup untuk menorehkan tinta emas bagi Ibu kami( ma'had).

Ini merupakan pelajaran sekaligus pengalaman berharga yang tak ternilai harganya, yang harus kulukiskan dalam skema hidupku, sala satunya dengan mengabdikan diriku sepenuh hati ( kaffah) untuk umat, juga ma'had terlabih lagi kepadaNya semata.

Akankah ku mendapatkan semua yang kudapatkan saat ini untuk kedepannya, seperti kepercayaan, kehangatan persahabatan, indahnya kasih sayang, ataupun yang lainnya yang tak dapat terlukiskan oleh kata-kata di pena ini.
Kesemuanya itu seakan memberikan warna-warni yang menyinari hari-hari yang penuh cobaan maupun rintangan , yang kerap menghampiri bahkan menjadi tantangan baru yang menguji mental serta kualitas hidup ku.

Walaupun ku terkadang lebih banyak terkalahkan oleh nafsu dan godaan, yang kadang melemahkan semangat perjuangan, namun ku berusaha penuh untuk menanggulanginya dengan menuliskan sekelumit kisah yang tertorehkan. moga nantinya mendapatkan jawaban, walau tidak untuk saat ini. kedepannya pasti ada jalan keluar yang terbuka untuk kami.
Yaa Muqallibal Quluub Tsabbit Qulubana A'la Diinika Wa'ala Tho'Atika
Subhaanaka Inna kunna minadhzalimin, wa Dho'iffin.
Allahumma ma rajaqtana mimma nuhibbu faj'alhu quwwatan lanaa fiimaa tuhib
Allahumma ma jawaita 'anna mimma nuhibbu faj'alhu firoghan lanaa fiimaa tuhib.
Tulisan ini ku hadiahkan kepada teman-teman seperjuangan dimana pun berada, yang telah sama-sama berjuang demi Ibunda tercinta (ma'had), terkhusus kepadake7 teman dan juga ustad ustadzah di ma'had yang telah mencurahkan asa dan doa demi generasi bangsa. semoga semangat tak akan luntur untukberjuang menumbuhkan "bibit-bibit unggul"demi masa depan diri, Agama, Maupun bangsa kedepannya.


(Jum'at 25-12-09/10.30 WIB)

NB:1. Nih bukan untuk memperingati hari natal yach....hehehe
2. Sorry klo tulisannya masih banyak kekurangan, baik penullisan ataupun bahasa yang tersampaikan

Pembaca yang setia

Berbagi Karya...

Bagi seluruh sahabat yang ingin berbagi karya, baik itu cerpen, artikel, resensi, atau apa saja berbentuk tulisan, dapat mengirimkan tulisannya untuk dipajangkan diblok marhala ke-18 ini. Bagi yang berminat, tulisan antum semua dapat dikirim ke fauzan1808@hotmail.com atau ke e-mail marhala alumni18rh@gmail.com. Kami tunggu Lho....

Pengiriman Karya

Kirim naskah kamu, baik itu artikel, tips n trik menulis, resensi, leadership, motivasi, komunikasi, cerpen, puisi, opini, dan lain sebagainya kepada redaksi. Jangan lupa, cantumkan pula informasi singkat seputar siapa kamu.

Hak cipta ada di penulis dan kamu boleh mempublikasikannya ditempat lain. Kecuali bila kamu ada kesepakatan dengan pihak tertentu (seperti redaksi/panitia lomba) untuk tidak mempublikasikannya. Maka bila ada kesepakatan dan kamu mendapat gugatan, itu bukan menjadi tanggung jawab kami. Karenanya, kami berharap naskah ASLI dari kamu dan bukan copas dari beberapa sumber (tanpa adanya hasil pemikiran kamutulisan kamu sendiri).

Tinggalkan jejak anda...


ShoutMix chat widget